a.I Pengertian Pondasi
Pengertian umum untuk Pondasi Rumah adalah Struktur bagian bawah bangunan
yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang
terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban
bagian bangunan lainnya di atasnya.
Kesimpulannya, pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan
yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang
disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat
menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem
strukturnya.
Untuk memilih
tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok
untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan
untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi
tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai
parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh
muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda
dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah
dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai
kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe
pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari
tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi
harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan
dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar
dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
a.II Fungsi Pondasi
Pada dasarnya
fungsi pondasi adalah untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja diatas
pondasi ke struktur yang ada dibawahnya tanpa mengalami kerusakan.
Pondasi harus direncanakan untuk menjamin stabilitas dibawah pengaruh
beban statis maupun beban dinamis. Meskipun beban dinamis yang bekerja
cukup kecil namun bekerjanya berulang selama periode waktu tertentu
sehingga membutuhkan perhatian khusus dalam perencanaan.
Ragam getaran
yang terjadi pada pondasi dianalisa dengan metode lumped parameter
system. Metode ini menawarkan penambahan frekwensi alami untuk
mengurangi getaran pada sistem dengan cara mengatur konstanta pegas dan
peredam.
Dimensi pondasi
blok dengan panjang, lebar dan tebal masing-masing: 9 m, 4 m, dan 1 m
memenuhi kriteria perencanaan dimana amplitudo arah vertikal dan
horisontal (0,0146 mm; 0,0313 mm) lebih kecil dari batas ijin amplitudo
arah vertikal dan horisontal (0,2 mm; 0,4 mm). Kombinasi beban statis
dan dinamis menghasilkan gaya-gaya yang diterima tanah berturut-turut:
gaya arah vertikal dan horisontal sebesar: 0,8032 t, 0,5356 t, rotasi
arah x, y, z sebesar: 1,6907 tm, 2,2018 tm, 2,2371 tm dan getaran torsi
sebesar 10,0659 tm. Gaya-gaya tersebut mampu diterima tanah dimana total
tegangan tanah sebesar 0,5316 Kg/cm2 masih lebih kecil dari tegangan
ijin tanah sebesar 2,7375 Kg/cm2. Pondasi menggunakan tulangan D16-100
pada sisi lebar maupun sisi panjang, D20 – 50 pada bagian atas, D22 – 50
pada dasar pondasi, dan D18 – 100 sebagai tulangan bagi yang
difungsikan untuk mengatasi efek susut dan suhu.
Pondasi dari
suatu bangunan khususnya pada bangunan gedung adalah suatu konstruksi
dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah atas
bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah berfungsi
meneruskan beban atau gaya di atasnya dan termasuk berat pondasi ke
tanah di bawahnya. Sehingga pondasi yang merupakan bagian dari
konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
1. Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang disebabkan muatan tegak ke bawah.
2. Dapat
menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah
antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak stabil,
kegiatan pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi.
3. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organic maupun anorganik.
4. Dapat
menahan tekanan air yang mungkin terjadi. Suatu konstruksi pondasi yang
tidak cukup kuat dan kurang memenuhi persyaratan tersebut diatas, dapat
menimbulkan kerusakan pada bangunannya. Akibat yang ditimbulkan oleh
kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari bangunannya bahkan kemungkinan
terjadi seluruh bangunan menjadi rusak dan harus dibongkar.
Tanah tempat
konstruksi pondasi diletakkan harus cukup kuat. yang di dasarkan atas
kekuatan tanah atau daya dukung tanah. Letak tanah kuat untuk konstruksi
pondasi pada masing-masing tempat, tidak sama. Pada tanah yang baik
dapat dipasang konstruksi pondasi dangkal kedalaman tanah yang kuat
antara 70-100 cm dibawah permukaan tanah. Akan tetapi pada tanah lunak
harus dipasang konstruksi pondasi dalam, dengan kedalaman 20 m atau
lebih dari permukaan tanah keadaan ini tergantung pada jenis susunan
tanah setempat.
a.III Teknik Pondasi
Teknik Pondasi
(ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk
mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga
dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari
ilmu Geoteknik.
Untuk membuat
pondasi maka diperlukan adanya pekerjaan gakian tanah, hal ini dilakukan
karena pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah
lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung
yang baik, oleh karena itu pada dasar pondasi tidak boleh diletakkan
lapisan tanah humus ini. Untuk menjaga kstabilan pondasi dan memperoleh
daya dukung tanah yang besar, dasar pondasi harus diletakkan lebih dari
50 cm didalam permukaan tanah sampai mencapai lapisan yang keras. Lebar
galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal bisa untuk memasang pondasi,
karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun kekuatannya.
Prinsip kerja
dari pondasi adalah seperti ujung pensil, kalau ujungnya lancip ditekan
pada telapak tangan akan terasa sakit, dan lebih mudah masuk kudalam
daging, sedang jika ujungnya tumpul akan terjadi sebaliknya. Pada
pondasi hal demikian juga berlaku, jika lebar dasar pondasi lebarnya
kecil maka daya dukung pondasi nya kecil sehingga bangunan lebih mudah
ambles, sebaliknya jika dasar pondasi mempunyai lebar yang besar maka
daya dukungnya juga besar sehingga bangunan tidak medah ambles
didalamnya. Sehingga makin berat bangunan yang didukung makin besar daya
dukng tanah yang diperlukan sehingga lebar dasar pondasi juga makin
besar.
a.IV Material pondasi
Disamping
teknik strukturnya yang harus benar, mutu material pembuat pondasi dan
beton juga harus berkwalitas. Karakteristik dan sifat beton sangat
tergantung dari design campuran dan kwalitas bahan-bahan penyusunnya,
setiap tahapan dalam proses produksi pondasi dan beton dilapangan
memegang peranan penting dalam menghasilkan pondasi beton yang
berkwalitas antara lain :
Pasir dan koral
: Kesalahan penempatan dan penyimpanan material, dapat menyebabkan
menurunnya kwalitas pondasi. Penempatan pasir dan koral harus sedemikian
rupa jangan sampai tercampur oleh bahan-bahan lain. Selain itu
penggunaan landasan untuk stok material sangat dianjurkan agar dapat
mencegah terbawanya tanah saat pengambilan barang.
Semen : Dijaga
agar tidak lembab, disimpan didalam ruangan atau gudang dan dibawahnya
di beri landasan agar semen tidak langsung kena uap lantai, karena
apabila uap mengenai semen, mengakibatkan kwalitas semen menurun dan
sebagian akan mengeras, berubah menjadi butiran butiran kasar.
Persiapan dan
Proses Pencampuran : Untuk menghasilkan beton dengan kwalitas yang
seragam, bahan- bahan penyusun pondasi harus disiapkan dan ditakar
dengan teliti karena akan mempengaruhi homogenitas campuran, pencampuran
dapat dilakukan dengan cara manual atau mekanis, pencampuran manual
yaitu menggunakan tenaga manusia dengan peralatan cangkul dan skop,
disarankan untuk pekerjaan volume pondasi yang besar sebaiknya dilakukan
dengan cara mekanis. Pencampuran mekanis yaitu dengan cara mixer
(mollen), utnuk mendapatkan campuran yang baik diperlukan minimal 50
kali putaran mixer atau tidak kurang dari 1 menit untuk volume
pengecoran 1 m3.
Kekentalan
adukan : Harus disesuaikan dengan cara transportasi, cara pemadatan,
jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan.
Kekentalan tersebut bergantung pada berbagai hal. Jumlah dan jenis
semen, nilai factor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat
serta bahan pembantu lain.
a.V Jenis-jenis pondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
• Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di dalamnya terdiri dari:
- Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)
- Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)
- Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)
Disebut Pondasi
dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering
digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari
beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom
bangunan ke tanah keras.
• Pondasi KADAL
(eng: Deep Foundation, de: Tiefgründungen). Digunakan untuk menyalurkan
beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke
lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain Tiang Pancang,
Tiang Bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda
tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang
Pancang (eng: Pile Foundation, de: Pfahlgründungen)
• Kombinasi
Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile
Foundation, de: Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)
Jenis pondasi
yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis
tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
1. Pondasi Langsung (STAHL)
Pondasi
langsung (Stahl) dipakai pada kondisi tanah : “ baik “, Yaitu dengan
kekerasan tanah atau sigma tanah = 2 Kg / Cm2 , dengan kedalaman tanah
keras lebih kurang = 1,50 Cm, kondisi air tanah cukup dalam. Bahan
material yang dipergunakan untuk pondasi jenis ini biasanya dipakai :
batu kali, batu gunung, atau beton tumbuk.
Pondasi poorplat dipergunakan pada kondisis tanah dengan sigma
2. Pondasi Poor Plat
antara :
1,5-2,00 kg/cm2. Pondasi poorplat ini biasanya dipakai untuk bangunan
gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan
dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menetukan dimensi dari
pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran
dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50
kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang
berlumpur.
4. Pondasi Merata (Slab Foundation)
Pondasi merata
dipergunakan pada kondisi tanah sangat lembek (lunak). Juga dipergunakan
untuk pondasi lantai bawah tanah/bassment suatu bangunan gedung.
5. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang
pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan
kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air
tanah tinggi
dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang
pancang adalah : bamboo, kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
a. Pondasi Tiang Pancang Kayu
Pondasi tiang
pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-rumah panggung di
daerah Kalimantan, di Sumatera, di Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah
nelayan di tepi pantai.
b. Pondasi Tiang Pancang Beton
Pondasi tiang
beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise building).
Pondasi tiang pancang beton, proses pelaksanaannya dilakukan sebagai
berikut :
1) Melakukan
test “ boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi
panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
2) Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang.
3) Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang.
Pondasi tiang
pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi tiang pancang beton
cor di tempat dan tiang pancang beton system fabrikasi.
Pondasi tiang pancang beton cor ditempat
Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat sebagai berikut :
1) Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan memasukkan besi tulangan beton.
2) Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
3) Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem dipompakan dan desakan/tekanan.
4) Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan tanah,
5) Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang telah ditentukan.
a.VI Desain Pondasi
Pondasi
didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan/ settlement
tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya
mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus
semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam
perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya
penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan
penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini
dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung
pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap
pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi
adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu
berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta
perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan,
oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
• Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
• Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
- Beban Mati
(Beban mati : berat dari semua beban bangunan yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, pekerjaan pelengkap/finishing, alat atau
mesin yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya).
contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup
(Beban hidup : berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat
berpindah), contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)
• Momen
• Torsi
0 komentar:
Posting Komentar